Pages

Uploaded with ImageShack.us

Rabu, 16 Februari 2011

beberapa penyakit pada unggas..

Share Kemarin aku baru saja melewati perjalananku dalam proses pembelajaran di fakultas ku saat mengikuti koas di Patologi,, dan aku banyak menemukan dan mempelajari beberapa penyakit yang ku temukan saat praktek...sangat sulit untuk mendiagnosa..namun juga cukup memuaskan.
terutama pada unggas, sulit untuk mendiagnosis secara pasti...(ya namanya juga belajar) banyak persamaan dan kemungkinan pada penyakit satu dan yang lain nya..
namun masing-masing penyakit mempunyai patognomonik tertentu...waw...membingungkan...)harus lebih memperdalam ilmu..(ya namanya juga belajar..) mungkin teman-teman yang membaca blog ini bisa sama-sama saling sharing..hehe
berikut aku berikan sedikit pembahasan tentang beberapa penyakit yang sering menyerang unggas : (ehem...ehem... baru belajar ngeblog jadi mohon dimaklumi hehehe....)

1. New castle disease
penyakit ini ialah penyakit ayam yang terpenting di Indonesia, kerugian yang disebabkan nya tiap-tiap tahun tidak dapat diguga, akan tetapi ditaksir beratus-ratus juta rupiah apalagi sebelum vaksinasi dikenal.
new castle disease juga dikenal sebagai pseudo fowl-pest, pseudo-vogelpest, pes unggas, aziatische vogelpest, pneumo-enchephalitis, penyakit tetelo dan sampar ayam. yang pertama melukiskan penyakit ini ialah DYLE, dalam tahun 1926, ia menemukan penyakit ini di new castle (inggris). dalam tahun itu juga KRANEVELD menemukan virus penyakit ini di bogor. (waw...indonesia dari dulu sudah ada). yang dapat diserang ialah ayam dewasa, ayam yang mulai bertelur, akan tetapi juga anak-anak ayam.
penyebaran virus NCD ini terjadi mel;alui eksudat ayam yang sakit, makanan yam, hawa dan air selokan, tikus, burung liar keong dan manusia dapat menyebarkan virus NCD ini.
gejala: dimana gejala umum yakni mengantuk, kepala ditunduk-tundukan , dan dapat dibangun kan dengan bunyi atau gerakan tiba-tiba.patologik anatomik didapatkan hemogik-hemoragik pada perikard dan epikard. pendarahan pada pleura, serosa usu, dibawah peritonium, tapi pendaraahn pada jantung yang paling jelas.
juga pendaran selaput lendir lambung kelenjar (proventrikulus)pendarahan dibawah mukosa lambung dapat dianggap patognomonik.
pada pernafasan terdengar suara seperti tercekik seakan-akan dalam trakhea ada benda asing, biasanya memang didalam trakea ditemukan banyak lendir.busung air dan pneumoni juga dapat terjadi pada paru-paru.
perubahan yang dianggap patognomonik pada penyakit ini yaitu :
nekrosa berdarah bisa juga hemoragi pada seluruh permukaan mukosa proventrikulus,
nekrosa berdarah setempat bisa juga hemoragi pada kedua belah saeca tonsil.

2. coryza avium contagiosa.
penyakit ini sama kayak penyakit pilek pada manusia tapi penyakit ini banyak menyerang ayam, dan banyak menimbulkan kerugian di Indonesia.
walaupun cuma penyakit pilek biasa kalau pada ayam ini luar biasa lho..bisa menyebabkan penurunan produksi. (wew bakal bangkrut kalo ayam dalam suatu peternakan banyak yang mati gara-gara penyakit ini)
penyakit ini ialah katar selaput lendir hidung yang dpata meluas hingga sinus-sinus dan selaput lendir mata dan menyebabkan kepala membengkak. bila penyakit ini berlangsung beberapa hari maka kesehatan umum ayam itu terganggu, yang dpaat diserang penyakit ini ialah unggas termasuk ayam kalkun.
diperkirakan yang menyebabkan penyakit ini bukan hanya satu kuman saja melainkan banyak jenis kuman. diantaranya nya haemophilus gallinarum yang memegang peran penting. kuman ditemukan oleh DE BELIECK tahun 1931. dan dia membuktikan kalau penyakit coryza inii mempunyai masa tunas yang pendek.
tanda-tanda tersifat yaitu kepala menjadi bengkak, ini disebabkan karena edema. bila sinus-sinus dibuka dan ditekan maka biasanya terlihat eksudat purulen.

3.CRD (Chronic respiratory disease)
penyakit ini ditemukan pertama tahun 1943 dan sering disamakan dengan coryza dan baru tahun 1943 DELAPLANE dan STUART membuktikan bahwa penyakit ini lain dari coryza ayam.yang menyebabkan yaitu mikoplasma (mycoplasma synoviae) yang besar nya 200 - 800 nm.
masa tunas penyakit ini lebih panjang dapat berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. karena infeksi sekunder oleh kuman-kuman lain maka terjadi perikarditis dan radang kantong udara. dan ini yang menyebabkan ayam mati.
biasanya kantong udara terlihat keruh saat dilakukan penyayatan, yang banyak terlihat yaitu trcheitis , laryngitis , air sacculitis, rhinitis, sinusitis dan penumoni.
Di Indonesia penyakit pullorum merupakan penyakit menular yang sering ditemui. Meskipun segala umur ayam bisa terserang pullorum tapi angka kematian tertinggi terjadi pada anak ayam yang baru menetas. Angka morbiditas pada anak ayam sering mencapai lebih dari 40% sedangkan angka mortalitas atau angka kematian dapat mencapai 85%.

4 pullorum disease.

Pullorum merupakan penyakit menular pada ayam yang dikenal dengan nama berak putih atau berak kapur (Bacilary White Diarrhea= BWD). Penyakit ini menimbulkan mortalitas yang sangat tinggi pada anak ayam umur 1-10 hari. Selain ayam, penyakit ini juga menyerang unggas lain seperti kalkun, puyuh, merpati, beberapa burung liar. Pullorum atau Berak kapur disebabkan oleh bakteri salmonella pullorum dan bakteri gram negatif. Bakteri ini mampu bertahan ditanah selama 1 tahun.

Cara penularan
Penularan penyakit Pullorum dapat melalui 2 jalan yaitu:
- Secara vertikal yaitu induk menularkan kepada anaknya melalui telur.
- Secara horizontal terjadi melalui kontak langsung antara unggas secara klinis sakit dengan ayam karier yang telah sembuh, sedangkan penularan tidak langsung dapat melalui kontak dengan peralatan, kandang, litter dan pakaian dari pegawai kandang yang terkontaminasi.

Gejala klinis
- napsu makan menurun
- feses (kotoran) kotoran berwarna putih seperti kapur
- Kotorannya menempel di sekitar dubur berwarna putih
- kloaka akan menjadi putih karena feses yang telah keringkering
- jengger berwarna keabuan
- mata menutup dan nafsu makan turun
- badan anak ayam menjadi lemas
- sayap menggantung dan kusam
- lumpuh karena artritis
- suka bergerombol


Perubahan patologi
Pada kasus yang akut sering dijumpai pembesaran pada ahati dan limpa dan kadang kadang sering diikuti omfalitis. Pada kasus kronis dijumpai abses pada organ dalam dan adanya radang pada usus buntu (tiflitis kaseosa) yang ditandai adanya bentuk berwarna abu-abu didalam usus buntu.

5. avian influenza
Avuian Influenza Adalah Penyakit unggas yang sangat menular disebabkan virus influenza type A (H5N1)
Penyakit ini bersifat menular pada manusia (zoonosis),namun virus penyebabnya mudah mati oleh panas ,sinar matahari dan desinfektan seperti deterjen, formalin 255 , iodione dll.
Berasal dari ayam sakit, dan hewan lainya,pakan kotoran ayam , alat transportasi , rak telur ( egg tray) dan peralatan yang tercemar.
Masa inkubasi (masuknya virus ke tubuh unggas sampai timbulnya gejalah sakit atau mati adalah beberapa jam sampai 3 hari
Cara Langsung : Mel alui kontak dengan unggas sakit
- Tidak Langsung : Melalui pakan,air minum,pekerja dipeternakan,perlengkapan kandang,keranjang ayam,egg tray dan alat transportasi yang tercemar.

CIRI UNGGAS YANG TERINFEKSI AVIAN INFLUENZA
-Kandisi ternak /unggas lemah
-Nafsu makan berkurang
-Jenger dan pial berwarna merah kehitaman sampai biru ,
bengkak disertai perdarahan yang kental diujung-ujungnya
-Pembengkaaan pada muka dan kepala
-Diare,batuk,bersin dan ngorok
-Unggas merasa haus luar biasa
-Nafas cepat dan sulit
-Mengeluarkan cairan dari mata dan hidung (kadang-lkadang)
-Kematian terjadi sangat cepat

Perubahan patologis anatomis yang cukup diagnostik untuk penyakit AI pada ayam petelur antara lain:

1. Adanya udema (pembengkakan) dan sianosis pada pial dan jengger.
2. Perdarahan petekial dan/atau ekimotik pada kaki ayam.
3. Timbunan cairan udema pada bawah kulit kepala disekitar pharynx.
4. Perdarahan (kemerahan/sianosis) pada kulit dada dekat abdomen.

Perubahan patologis anatomis yang lain (tidak spesifik pada penyakit Avian Influenza ) :

5. Perdarahan pada trachea.
6. Perdarahan petekial dan/atau ekimotik pada limpa, mukosa trachea, usus, hati, proventrikulus, lapisan lemak, otot dada & kaki, paru-paru, ginjal dsb.
7. Foki nekrosis pada pancreas, ginjal, limpa, hati, paru-paru, dsb.
8. Indung telur yang lembek dan kuning telur yang pecah

Pada ayam broiler
.

Perubahan patologis anatomis pada ayam broiler sama dengan perubahan pada ayam petelur dan terdapat perubahan yang cukup diagnostik yaitu adanya pembengkakan kepala yang cukup ekstrim akibat timbunan cairan udema bawah kulit kepala dan terjadi sianosis (kebiruan) berat.

Pada ayam buras.

Perubahan patologis anatomis yang dapat diamati mirip pada ayam petelur dan perubahan yang cukup diagnostik yaitu adanya pembengkakan kepala yang cukup ekstrim akibat timbunan cairan udema bawah kulit kepala dan terjadi sianosis (kebiruan) berat.

Pada ayam buras arab.


Perubahan patologis anatomis yang dapat diamati mirip pada ayam petelur.

Pada puyuh.


Gambaran patologis anatomis yang dapat diamati (tidak menciri) antara lain:

1. Terdapat cairan/lendir kental pada rongga mulut.
2. Indung telur menjadi lembek.
3. Terdapat perdarahan petekial dan/atau ekimotik serta foci nekrosis pada organ-organ dalam (perubahan non spesifik).

Pada burung merpati.

Perubahan patologis anatomisnya tidak menciri:

1. Terdapat cairan/lendir kental pada rongga mulut.
2. Indung telur menjadi lembek (pada unggas yang sedang bertelur).
3. Terdapat perdarahan petekial dan/atau ekimotik serta foci nekrosis pada organ-organ dalam (perubahan non spesifik).

Pada itik, angsa dan itik manila.

Pada ketiga jenis unggas ini, perubahan patologis anatomisnya juga tidak menciri, tanda yang dapat diamati antara lain:

1. Terdapat cairan/lendir kental pada rongga mulut.
2. Indung telur menjadi lembek (pada unggas yang sedang bertelur).
3. Terdapat perdarahan petekial dan/atau ekimotik serta foci nekrosis pada organ-organ dalam (perubahan non spesifik).